


Apa itu Teknokrasi? Memahami Ideologi Politik Tata Kelola Ilmiah
Teknokrasi adalah ideologi politik yang menganjurkan penggunaan teknologi dan keahlian ilmiah untuk mengatur masyarakat. Para teknokrat percaya bahwa masyarakat harus dipimpin oleh para ahli di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, bukan oleh politisi atau tipe pemimpin lainnya.
Dalam teknokrasi, kekuasaan pengambilan keputusan dipegang oleh para ahli di bidang yang relevan, seperti insinyur, ilmuwan, dan teknolog. Para ahli ini menggunakan data dan analisis untuk mengambil keputusan, dibandingkan mengandalkan ideologi atau keyakinan pribadi. Tujuan dari teknokrasi adalah untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efisien dan efektif, yang mampu memecahkan masalah-masalah kompleks dan mengatasi tantangan-tantangan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan ilmiah dan teknologi terkini.
Beberapa ciri utama dari teknokrasi meliputi:
1. Pengambilan keputusan berdasarkan keahlian: Keputusan dibuat oleh para ahli di bidang yang relevan, bukan oleh politisi atau pemimpin lainnya.
2. Pengambilan keputusan berdasarkan data: Keputusan didasarkan pada data dan analisis, bukan berdasarkan ideologi atau keyakinan pribadi.
3. Inovasi teknologi: Teknokrasi menekankan penggunaan teknologi untuk memperbaiki masyarakat dan memecahkan masalah yang kompleks.
4. Meritokrasi: Dalam teknokrasi, posisi kekuasaan diberikan berdasarkan prestasi dan keahlian, bukan berdasarkan koneksi politik atau kekayaan.
5. Transparansi: Proses pengambilan keputusan dan informasi bersifat transparan dan dapat diakses oleh semua warga negara.
6. Akuntabilitas: Para ahli dalam suatu teknokrasi bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka, dan tunduk pada pengawasan dan peninjauan oleh para ahli lain dan masyarakat.
Beberapa contoh teknokrasi antara lain:
1. "Revolusi Teknokratis" Partai Komunis Tiongkok: Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Partai Komunis Tiongkok menerapkan serangkaian reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan peran teknologi dan ilmu pengetahuan dalam pemerintahan. Hal ini mencakup pembentukan jaringan sekolah teknik dan lembaga penelitian, serta promosi ilmuwan dan insinyur ke posisi berkuasa.
2. "Inteligensi Ilmiah-Teknis Uni Soviet": Di Uni Soviet, kaum intelektual ilmiah dan teknis memainkan peran penting dalam mengatur masyarakat. Ilmuwan dan insinyur dipandang sebagai pemimpin masyarakat, dan keahlian mereka digunakan untuk membuat keputusan mengenai pembangunan ekonomi, kebijakan sosial, dan bidang pemerintahan lainnya.
3. "Elite Teknokratis" Uni Eropa: Uni Eropa dikritik karena dipimpin oleh elit teknokratis, yang terdiri dari para ahli dan birokrat yang tidak bertanggung jawab kepada publik. Elit ini menggunakan data dan analisis untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan bidang pemerintahan lainnya.
4. "Teknokrasi Digital" di Silicon Valley: Perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley dituduh menciptakan elit teknokratis yang tidak berhubungan dengan masyarakat lainnya. Perusahaan-perusahaan ini menggunakan data dan algoritma untuk membuat keputusan mengenai perekrutan, promosi, dan aspek lain dari bisnis mereka, dan mereka sering dikritik karena memprioritaskan keuntungan daripada tanggung jawab sosial.
Kesimpulannya, teknokrasi adalah ideologi politik yang menganjurkan penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan. keahliannya dalam mengatur masyarakat. Hal ini menekankan pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan data, transparansi, akuntabilitas, dan meritokrasi. Meskipun terdapat beberapa contoh keberhasilan teknokrasi, terdapat juga kritik terhadap bentuk pemerintahan ini, seperti potensi elit yang tidak dipilih untuk memegang terlalu banyak kekuasaan dan kurangnya akuntabilitas kepada publik.



