


Galvanosurgery: Merevolusi Teknik Bedah
Bedah Galvanos, juga dikenal sebagai elektrokauter atau bedah listrik, adalah prosedur medis yang menggunakan arus listrik frekuensi tinggi untuk memotong atau membekukan jaringan. Istilah "bedah galvano" berasal dari nama Luigi Galvani, seorang dokter Italia yang pertama kali menjelaskan penggunaan listrik dalam pembedahan pada abad ke-18.
Prinsip dasar bedah galvanos adalah arus listrik mengalir melalui instrumen khusus, seperti pisau bedah. atau forceps, dan memanas saat bersentuhan dengan jaringan. Panas ini menyebabkan jaringan terpotong atau menggumpal, tergantung pada jenis arus yang digunakan dan durasi pengaplikasiannya. Arusnya juga dapat digunakan untuk menutup pembuluh darah dan mengurangi perdarahan, atau untuk mengangkat jaringan yang tidak diinginkan, seperti tumor atau jaringan parut.
Ada beberapa jenis bedah galvanos, antara lain:
1. Bedah monopolar: Pada jenis pembedahan ini, arus listrik mengalir dari satu instrumen ke jaringan. Ini adalah jenis bedah galvano yang paling umum dan digunakan untuk berbagai prosedur, termasuk lesi kulit, tumor, dan pembuluh darah berdarah.
2. Bedah bipolar: Pada jenis pembedahan ini, arus listrik mengalir antara dua instrumen, satu di kedua sisi jaringan. Jenis pembedahan ini digunakan untuk diseksi dan koagulasi jaringan yang lebih tepat.
3. Bedah frekuensi radio: Dalam jenis pembedahan ini, arus listrik mengalir melalui instrumen khusus yang menggunakan energi frekuensi radio untuk memanaskan jaringan. Jenis operasi ini digunakan untuk prosedur seperti mengencangkan kulit dan mengurangi kerutan.
4. Operasi laser: Dalam jenis operasi ini, laser digunakan untuk memotong atau membekukan jaringan. Laser memancarkan sinar cahaya yang diserap oleh jaringan, menyebabkannya memanas dan terpotong atau menggumpal.
Bedah Galvanos memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknik bedah tradisional, antara lain:
1. Presisi: Bedah Galvano memungkinkan pembedahan dan koagulasi jaringan secara tepat, sehingga dapat mengurangi perdarahan dan meminimalkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya.
2. Kecepatan: Bedah Galvanos seringkali lebih cepat dibandingkan teknik bedah tradisional, karena dapat dilakukan dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi.
3. Mengurangi kehilangan darah: Panas yang dihasilkan oleh arus listrik dapat menutup pembuluh darah dan mengurangi pendarahan, sehingga meminimalkan kebutuhan akan transfusi darah.
4. Invasif minimal: Banyak prosedur bedah galvanos yang bersifat invasif minimal, artinya dapat dilakukan melalui sayatan kecil atau tanpa sayatan sama sekali. Hal ini dapat mengurangi waktu pemulihan dan meminimalkan jaringan parut.
5. Hemat biaya: Bedah Galvanos bisa lebih murah dibandingkan teknik bedah tradisional, karena memerlukan lebih sedikit peralatan dan personel.
Namun, ada juga beberapa potensi risiko dan komplikasi yang terkait dengan bedah galvanos, termasuk:
1. Luka Bakar: Arus listrik frekuensi tinggi dapat menyebabkan luka bakar jika instrumen tidak digunakan dengan benar atau jika jaringan tidak disiapkan dengan benar.
2. Infeksi: Seperti halnya prosedur pembedahan lainnya, terdapat risiko infeksi pada bedah galvanos.
3. Jaringan parut: Bedah galvano dapat menyebabkan jaringan parut, meskipun hal ini sering kali bersifat minimal dan bersifat sementara.
4. Kerusakan saraf: Ada risiko kerusakan saraf selama bedah galvanos, terutama jika instrumen tidak digunakan dengan benar atau jika jaringan tidak dipersiapkan dengan benar.
5. Kegagalan peralatan: Peralatan yang digunakan untuk bedah galvanos bisa rusak, yang dapat mengakibatkan komplikasi seperti luka bakar atau infeksi.
Secara keseluruhan, bedah galvanos adalah prosedur medis yang aman dan efektif yang telah merevolusi bidang bedah. Ketepatan, kecepatan, dan sifat invasif minimal menjadikannya pilihan yang menarik bagi banyak pasien dan ahli bedah. Namun, seperti halnya prosedur bedah lainnya, terdapat potensi risiko dan komplikasi yang terkait dengan bedah galvanos, dan hal ini harus dipertimbangkan secara cermat sebelum menjalani prosedur.



