


Keuntungan Desentralisasi dalam Teknologi Blockchain
Sentralisasi mengacu pada konsentrasi kekuasaan atau otoritas dalam satu entitas, seperti pemerintah, organisasi, atau individu. Dalam sistem terpusat, otoritas dan kendali pengambilan keputusan dipegang oleh otoritas pusat, bukan didistribusikan ke beberapa entitas atau individu.
Dalam konteks teknologi blockchain, sentralisasi dapat dilihat sebagai aspek negatif karena bertentangan dengan salah satu aspek prinsip utama blockchain: desentralisasi. Desentralisasi mengacu pada distribusi kekuasaan dan kendali di antara banyak entitas atau individu, bukan memusatkannya pada satu entitas. Hal ini memungkinkan keamanan, transparansi, dan ketahanan yang lebih besar dalam sistem.
Dalam sistem terdesentralisasi seperti blockchain, tidak ada otoritas pusat yang mengendalikan jaringan. Sebaliknya, jaringan dikelola oleh jaringan komputer, yang disebut node, yang bekerja sama untuk memvalidasi transaksi dan menjaga integritas jaringan. Pendekatan terdistribusi ini mempersulit satu entitas untuk memanipulasi atau mengendalikan jaringan.
Sebaliknya, sistem terpusat seperti sistem perbankan tradisional memiliki otoritas tunggal, seperti pemerintah atau perusahaan, yang mengendalikan jaringan dan mengambil keputusan tentang bagaimana sistem beroperasi. Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi kekuasaan dan kurangnya transparansi, yang rentan terhadap manipulasi dan kontrol oleh sekelompok kecil individu atau entitas.
Secara keseluruhan, desentralisasi dipandang sebagai keunggulan utama teknologi blockchain karena memungkinkan keamanan yang lebih besar, transparansi, dan ketahanan dalam sistem. Hal ini juga mendorong pendekatan pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan inklusif, dimana semua peserta mempunyai hak yang sama dalam menentukan bagaimana jaringan tersebut beroperasi.



