


Kisah Tragis Absalom: Pelajaran tentang Kebanggaan, Pemberontakan, dan Akibat
Dalam Alkitab, Absalom adalah putra ketiga Raja Daud. Ia dikenal karena penampilannya yang tampan dan kemampuannya berbicara secara persuasif, namun ia juga dicirikan oleh kesombongan, pemberontakan, dan akhirnya, kematian yang tragis.
Menurut catatan Alkitab dalam 2 Samuel 13-19, Absalom lahir dari Raja Daud dan anak-anaknya. istri Maacah, putri Raja Talmai dari Geshur. Ia mempunyai dua kakak laki-laki, Amnon dan Chileab, namun ia adalah anak kesayangan ayahnya, yang menyayanginya lebih dari semua anak-anaknya yang lain (2 Samuel 13:1).
Namun, kehidupan Absalom berubah secara tragis ketika ia bersekongkol melawan ayahnya dan memaksanya meninggalkan Yerusalem (2 Samuel 15:1-6). Absalom kemudian menjadi raja menggantikan ayahnya, namun pemerintahannya ditandai dengan kekerasan, pemberontakan, dan akhirnya, kematiannya sendiri. Dia terbunuh dalam pertempuran dengan Yoab, jenderal Daud, yang setia kepada Daud sepanjang konflik (2 Samuel 18:5-15).
Kisah Absalom penting dalam Alkitab karena menyoroti konsekuensi dari kesombongan, pemberontakan, dan ketidaktaatan. Kisah ini juga menjadi sebuah kisah peringatan tentang bahayanya mencari kekuasaan dan kedudukan dengan cara apa pun, dibandingkan dengan rendah hati melayani orang lain dan mengikuti kehendak Tuhan.



