


Memahami Pemrograman Bahasa Majelis
Majelis adalah bahasa pemrograman tingkat rendah yang menggunakan representasi simbolis dari instruksi kode mesin untuk memprogram CPU komputer secara langsung. Ini digunakan untuk menulis program yang dapat berkomunikasi langsung dengan komponen perangkat keras komputer, seperti memori, perangkat I/O, dan periferal lainnya.
Dalam bahasa rakitan, instruksi direpresentasikan menggunakan kode mnemonik, yang merupakan singkatan pendek yang mewakili spesifik instruksi kode mesin. Misalnya, instruksi "MOV AX, #1234" mungkin direpresentasikan dalam bahasa assembly sebagai "MOV AX, #1234". Instruksi ini akan memuat nilai 1234 ke dalam register AX CPU.
Bahasa Assembly biasanya digunakan untuk pemrograman sistem, di mana pemrogram perlu memiliki kendali langsung atas komponen perangkat keras komputer. Ini juga digunakan untuk pemrograman sistem tertanam tingkat rendah, yang tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kinerja dan meminimalkan penggunaan memori.
Beberapa penggunaan umum bahasa rakitan meliputi:
1. Pemrograman sistem: Bahasa rakitan sering digunakan untuk menulis perangkat lunak sistem, seperti driver perangkat, firmware, dan sistem operasi. Hal ini karena menyediakan akses langsung ke komponen perangkat keras komputer, yang diperlukan untuk mengendalikan sumber daya sistem.
2. Pemrograman sistem tertanam: Bahasa rakitan biasanya digunakan untuk memprogram sistem tertanam, seperti mikrokontroler dan perangkat komputasi kecil lainnya. Sistem ini biasanya memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga bahasa assembly digunakan untuk mengoptimalkan kinerja dan meminimalkan penggunaan memori.
3. Pemrograman tingkat rendah: Bahasa rakitan berguna untuk tugas pemrograman tingkat rendah, seperti mengoptimalkan kinerja atau men-debug kode. Ini memberikan kontrol tingkat tinggi atas instruksi CPU dan pergerakan data, yang dapat berguna untuk mengoptimalkan kinerja dalam situasi tertentu.
4. Rekayasa balik: Bahasa rakitan terkadang digunakan untuk merekayasa balik perangkat lunak yang telah dikompilasi dari bahasa tingkat yang lebih tinggi, seperti C atau C++. Dengan membongkar kode yang dikompilasi ke dalam bahasa rakitan yang setara, pengembang dapat memperoleh wawasan tentang cara kerja perangkat lunak dan berpotensi mengidentifikasi kerentanan atau bug.



