


Memahami Penekan dalam Bahasa dan Komunikasi
Dalam linguistik, penekan adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghindari penyebutan kata benda atau konsep tertentu, sering kali karena dianggap tabu atau sensitif. Istilah ini sering digunakan dalam konteks bahasa yang benar secara politis dan menghindari pelanggaran.
Misalnya, alih-alih mengatakan "dia adalah orang yang terbelakang", seseorang mungkin mengatakan "dia memiliki kebutuhan khusus" atau "dia mengalami gangguan perkembangan". Dalam hal ini, kata “terbelakang” dihilangkan karena dianggap sebagai istilah yang menyinggung bagi penyandang disabilitas intelektual.
Penekan juga dapat digunakan untuk menghindari penyebutan kelompok atau identitas tertentu, seperti ras, gender, atau orientasi seksual. Misalnya, alih-alih mengatakan "orang kulit hitam", seseorang mungkin mengatakan "orang kulit berwarna" atau "orang berkulit gelap". Dalam hal ini, kata “kulit hitam” ditekan karena dianggap sebagai label rasial yang dianggap reduksionis dan marginalisasi.
Secara keseluruhan, penggunaan bahan penekan dapat dilihat sebagai cara untuk menghindari melanggengkan stereotip dan stigma negatif, dan untuk mempromosikan bahasa yang lebih inklusif dan penuh hormat. Namun, beberapa kritikus berpendapat bahwa tindakan penekan juga dapat digunakan untuk menghindari pembahasan isu-isu penting dan untuk membungkam suara-suara yang terpinggirkan.



