


Memahami Pengambilan Keputusan yang Tidak Beralasan
Nonreasoning mengacu pada kemampuan untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah tanpa menggunakan alasan atau bukti yang logis. Hal ini dapat melibatkan mengandalkan intuisi, pengalaman pribadi, atau faktor-faktor lain yang tidak didasarkan pada analisis objektif.
Berikut beberapa contoh non-penalaran:
1. Firasat atau firasat: Kadang-kadang orang membuat keputusan berdasarkan firasat atau perasaan, daripada menganalisis situasi secara logis.
2. Bias pribadi: Orang mungkin mengambil keputusan berdasarkan bias atau prasangka mereka sendiri, daripada mempertimbangkan semua bukti yang ada.
3. Reaksi emosional: Emosi dapat mengaburkan penilaian dan menyebabkan keputusan yang tidak masuk akal, seperti bertindak impulsif atau bereaksi terhadap suatu situasi tanpa berpikir matang.
4. Pemikiran kelompok: Ketika orang dipengaruhi oleh pendapat orang lain dalam suatu kelompok, mereka mungkin membuat keputusan yang tidak masuk akal dan tidak didasarkan pada analisis objektif.
5. Bias konfirmasi: Ini terjadi ketika orang hanya mempertimbangkan informasi yang menegaskan keyakinan mereka, dibandingkan melihat semua bukti yang ada.
Penting untuk dicatat bahwa non-penalaran dapat dilakukan secara sadar dan tidak sadar. Kadang-kadang orang mungkin menyadari bias atau emosi yang mempengaruhi keputusan mereka, sementara di lain waktu mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka membuat keputusan yang tidak masuk akal.



