mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Pengertian Eksogami: Aturan Pernikahan yang Melampaui Budaya dan Waktu

Eksogami adalah aturan perkawinan yang mengharuskan individu menikah di luar kelompok sosial, marga, atau sukunya sendiri. Artinya, seseorang tidak boleh menikah dengan anggota keluarga dekatnya atau kerabat dekatnya. Eksogami dipraktikkan di banyak masyarakat di seluruh dunia dan telah menjadi aspek penting organisasi sosial di banyak kebudayaan sepanjang sejarah.

Eksogami sering dikontraskan dengan endogami, yaitu praktik menikah dalam kelompok sosial atau klan sendiri. Pada masyarakat eksogami, individu diharapkan mencari pasangan dari luar kelompoknya sendiri, sedangkan pada masyarakat endogami diharapkan menikah dalam kelompoknya sendiri.

Eksogami mempunyai beberapa fungsi dan manfaat, antara lain:

1. Mengurangi risiko perkawinan sedarah: Dengan mengharuskan individu menikah di luar kelompoknya, eksogami membantu mengurangi risiko perkawinan sedarah, yang dapat menyebabkan kelainan genetik dan masalah kesehatan lainnya.
2. Mendorong kohesi sosial: Eksogami dapat membantu meningkatkan kohesi sosial dengan mendorong individu untuk membentuk hubungan dengan orang-orang dari kelompok lain, yang dapat membantu memperkuat ikatan sosial dan mengurangi konflik.
3. Mendorong pertukaran budaya: Dengan menikah di luar kelompoknya, individu akan dihadapkan pada budaya dan gagasan baru, yang dapat membantu mendorong pertukaran dan pemahaman budaya.
4. Mempertahankan hierarki sosial: Di beberapa masyarakat, eksogami digunakan untuk mempertahankan hierarki sosial, dengan individu dari kelompok berstatus lebih tinggi menikah dengan kelompok berstatus lebih rendah untuk mempertahankan kekuasaan dan prestise mereka.

Contoh praktik eksogami meliputi:

1. Sistem kasta di India, dimana individu diharapkan menikah di luar kasta mereka sendiri untuk mempertahankan hierarki sosial.
2. Praktek perjodohan di banyak budaya, dimana individu dipilih sebagai pasangan berdasarkan faktor-faktor seperti status sosial, ikatan keluarga, dan latar belakang budaya.
3. Tradisi mas kawin di beberapa masyarakat Afrika, dimana keluarga mempelai pria membayar sejumlah biaya kepada keluarga mempelai wanita sebagai imbalan atas pernikahannya.
4. Praktek perkawinan silang sepupu, dimana individu mengawinkan anak dari saudara laki-laki ibunya atau anak dari saudara perempuan ayahnya.

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy