


Pengertian Infeksi Achromobacterieae: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Achromobacterieae adalah keluarga bakteri yang mencakup beberapa spesies yang diketahui menyebabkan infeksi oportunistik pada manusia, terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bakteri ini biasanya ditemukan di lingkungan dan dapat diisolasi dari tanah, air, dan permukaan lainnya.
Spesies Achromobacterieae yang paling umum menginfeksi manusia antara lain:
1. Achromobacter xylosoxidans: Bakteri ini banyak ditemukan di tanah dan air dan dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.
2. Alcaligenes faecalis: Bakteri ini juga banyak ditemukan di tanah dan air dan dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi aliran darah.
3. Pseudomonas aeruginosa: Bakteri ini banyak ditemukan di air dan dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit. Hal ini juga merupakan penyebab umum terjadinya infeksi nosokomial (infeksi yang terjadi di rumah sakit).
4. Rhodococcus equi: Bakteri ini umumnya ditemukan di tanah dan dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi aliran darah. Hal ini sangat berbahaya bagi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau yang sedang menjalani kemoterapi.
Achromobacterieae bakteri biasanya berbentuk batang Gram-negatif yang dapat tumbuh pada berbagai media, termasuk agar darah dan agar MacConkey. Mereka sering ditemukan berasosiasi dengan mikroorganisme lain, seperti jamur dan protozoa, dan dapat membentuk biofilm, yang merupakan komunitas kompleks mikroorganisme yang menempel pada permukaan.
Gejala infeksi Achromobacterieae dapat bervariasi tergantung pada spesies spesifik dan lokasi infeksi. . Secara umum, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi saluran pernapasan, saluran kemih, dan kulit, serta infeksi aliran darah dan jenis infeksi lainnya. Gejalanya mungkin berupa demam, menggigil, kelelahan, dan nyeri atau ketidaknyamanan di area yang terkena.
Achromobacterieae infeksi biasanya didiagnosis melalui kombinasi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan tes laboratorium, seperti kultur darah dan kultur urin. Perawatan biasanya melibatkan antibiotik, dan antibiotik spesifik yang digunakan akan bergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kerentanan bakteri terhadap antibiotik yang berbeda. Dalam kasus yang parah, rawat inap mungkin diperlukan untuk memberikan perawatan dan pemantauan yang tepat.
Pencegahan adalah kunci untuk menghindari infeksi Achromobacterieae. Hal ini termasuk mempraktikkan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan menghindari paparan air atau tanah yang terkontaminasi. Jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi.



