


Pengertian Lipoblastoma pada Anak – Penyebab, Gejala, dan Pilihan Pengobatannya
Lipoblastoma adalah tumor jinak langka yang berkembang di sel lemak (jaringan adiposa) bayi dan anak kecil. Biasanya terjadi dalam salah satu dari dua bentuk:
1. Lipoblastoma klasik: Jenis lipoblastoma ini biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 2 tahun, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Ini adalah massa berbatas tegas yang biasanya terletak di perut atau paha.
2. Lipoblastoma atipikal: Jenis lipoblastoma ini lebih jarang terjadi dan dapat terjadi pada anak-anak segala usia. Penyakit ini lebih agresif dibandingkan lipoblastoma klasik dan dapat menyusup ke jaringan di sekitarnya.
Penyebab pasti lipoblastoma tidak diketahui, namun diduga terkait dengan mutasi genetik yang terjadi selama perkembangan janin. Tumor biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lain (terbatas secara lokal), namun dapat tumbuh cukup besar hingga menekan atau menggeser organ dan jaringan di sekitarnya.
Gejala lipoblastoma dapat mencakup:
* Massa jaringan lunak di perut atau paha
* Benjolan atau bengkak yang tidak nyeri
* Distensi perut
* Sembelit
* Kesulitan buang air besar
* Tes fungsi hati yang tidak normal
Diagnosis lipoblastoma didasarkan pada kombinasi temuan klinis, studi pencitraan, dan patologi. Studi pencitraan seperti USG, CT scan, atau MRI dapat membantu mengidentifikasi lokasi dan ukuran tumor. Biopsi dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain.
Pengobatan lipoblastoma biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat tumor. Dalam beberapa kasus, kemoterapi atau terapi radiasi mungkin disarankan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi. Prognosis lipoblastoma umumnya baik, namun dapat kambuh pada beberapa kasus. Tindak lanjut rutin dengan ahli onkologi anak penting untuk memantau tanda-tanda kekambuhan.
Singkatnya, lipoblastoma adalah tumor jinak langka yang menyerang bayi dan anak kecil. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti pembengkakan perut dan benjolan yang tidak nyeri, dan dapat didiagnosis melalui kombinasi temuan klinis, studi pencitraan, dan patologi. Perawatan biasanya melibatkan pembedahan, dan prognosisnya umumnya baik tetapi mungkin kambuh dalam beberapa kasus.



