mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Pengertian Obat Simpatolitik: Jenis dan Efek Sampingnya

Obat simpatolitik adalah golongan obat yang bekerja dengan cara menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatik bertanggung jawab atas respons "lawan atau lari", dan berperan dalam mengatur detak jantung, tekanan darah, dan fungsi tubuh lainnya. Obat simpatolitik digunakan untuk mengobati kondisi seperti hipertensi, kecemasan, dan hipertiroidisme.

Beberapa contoh obat simpatolitik antara lain:

1. Penghambat beta: Obat ini memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah dengan menghalangi efek epinefrin (adrenalin) pada jantung. Contoh beta blocker termasuk propranolol (Inderal), atenolol (Tenormin), dan metoprolol (Lopressor).
2. Penghambat alfa: Obat-obatan ini mengendurkan otot-otot di dinding pembuluh darah, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Contoh penghambat alfa termasuk prazosin (Minipress) dan doxazosin (Cardura).
3. Simpatolitik yang bekerja secara terpusat: Obat-obatan ini bekerja langsung di otak untuk mengurangi aktivitas sistem saraf simpatik. Contoh simpatolitik yang bekerja secara sentral termasuk clonidine (Catapres) dan guanfacine (Tenex).
4. Vasodilator: Obat-obatan ini mengendurkan otot-otot di dinding pembuluh darah, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Contoh vasodilator termasuk hidralazin (Apresoline) dan minoksidil (Loniten).

Penting untuk diperhatikan bahwa obat simpatolitik dapat memiliki efek samping, seperti kelelahan, detak jantung melambat, dan tekanan darah rendah. Obat-obatan tersebut juga dapat berinteraksi dengan obat lain, jadi penting untuk bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan saat meminum obat ini.

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy