mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Memahami Deisme: Prinsip Inti dan Pengaruhnya terhadap Pemikiran Barat

Deisme adalah keyakinan religius dan filosofis bahwa Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi itu ada, namun tidak ikut campur dalam urusan umat manusia. Artinya, Tuhan menciptakan alam semesta dan menggerakkannya, namun tidak berpartisipasi secara aktif dalam cara kerjanya.

Prinsip-prinsip inti deisme adalah:

1. Kepercayaan kepada Tuhan atau kekuasaan yang lebih tinggi yang menciptakan alam semesta dan menggerakkannya, namun tidak ikut campur dalam cara kerjanya.
2. Penolakan otoritas dan dogma agama.
3. Penekanan pada akal dan penilaian individu dalam masalah iman.
4. Keyakinan bahwa manusia mampu memahami alam tanpa campur tangan Tuhan.
5. Penerimaan konsep hukum alam, yang menyatakan bahwa alam semesta beroperasi berdasarkan hukum dan prinsip yang dapat ditemukan.
6. Penolakan terhadap kejadian supranatural dan mukjizat.
7. Fokus pada implikasi moral dan etika dari kepercayaan terhadap Tuhan yang jauh dan tidak campur tangan.

Deisme muncul selama periode Pencerahan di Eropa sebagai respons terhadap sifat dogmatis dan otoriter dari agama terorganisir. Ini menekankan akal, kebebasan individu, dan kekuatan pemahaman manusia untuk memahami alam. Para deis percaya bahwa dengan mengandalkan akal dan observasi, manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang alam semesta tanpa perlu bergantung pada otoritas agama atau wahyu supernatural.

Beberapa deis terkenal antara lain:

1. Baruch Spinoza (1632-1677): Seorang filsuf Belanda yang mengembangkan filsafat rasionalis yang menekankan kesatuan Tuhan dan alam.
2. Voltaire (1694-1778): Seorang filsuf dan satiris Perancis yang menganjurkan toleransi beragama dan pemisahan gereja dan negara.
3. Thomas Paine (1737-1809): Seorang aktivis politik dan penulis Amerika yang memperjuangkan kekuatan akal budi dan hak-hak individu dalam pamfletnya "The Age of Reason."
4. Immanuel Kant (1724-1804): Seorang filsuf Jerman yang mengembangkan filsafat moral yang menekankan pentingnya akal budi dan otonomi manusia.

Deisme memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemikiran dan budaya Barat, khususnya selama periode Pencerahan. Hal ini membantu mempromosikan gagasan tentang nalar dan kebebasan individu, serta berkontribusi pada pengembangan demokrasi modern dan hak asasi manusia. Namun, buku ini juga dikritik karena kurangnya kerangka moral yang jelas dan penekanannya pada akal manusia dibandingkan wahyu ilahi.

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy