


Memahami Diastereoisomerisme: Konsep Kunci dalam Kimia Organik dan Farmakologi
Diastereoisomerisme adalah jenis stereoisomerisme yang terjadi ketika dua molekul memiliki rumus molekul yang sama tetapi berbeda dalam susunan atomnya dalam ruang. Artinya, molekul-molekulnya tidak dapat ditumpangkan (non-superimposable), artinya molekul-molekul tersebut tidak dapat ditumpangkan persis di atas satu sama lain seperti bayangan cermin.
Dalam diastereoisomer, molekul-molekul mempunyai struktur tiga dimensi yang berbeda, sehingga dapat menghasilkan sifat fisik dan kimia yang berbeda. Misalnya, senyawa diastereoisomer mungkin mempunyai titik leleh, titik didih, kelarutan, dan reaktivitas yang berbeda.
Diastereoisomerisme sering terlihat pada molekul kiral yang mengandung satu atau lebih pusat asimetris, dimana atom-atomnya tersusun berbeda pada kedua sisi pusatnya. Dua kemungkinan konfigurasi pusat asimetris memunculkan dua diastereoisomer, yang dapat berupa enansiomer (bayangan cermin yang tidak dapat ditumpangkan) atau epimer (bayangan cermin yang tidak dapat ditumpangkan tetapi tidak dapat ditumpangkan).
Diastereoisomerisme adalah konsep penting dalam kimia organik dan farmakologi, seperti hal ini dapat mempengaruhi kemanjuran dan keamanan obat. Misalnya, senyawa diastereoisomer mungkin mempunyai aktivitas biologis atau profil toksisitas yang berbeda, sehingga penting untuk dapat membedakannya.



