


Memahami Highfalutinisme: Mengenali Bahasa dan Perilaku Sok
Highfalutinisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bahasa atau perilaku yang terlalu formal, sok, atau terpengaruh. Ini juga bisa merujuk pada seseorang yang berbicara atau bertindak dengan cara ini, sering kali menggunakan kata-kata besar atau kalimat rumit untuk mengesankan orang lain dengan kecerdasan atau kecanggihannya. Istilah ini sering digunakan secara merendahkan, menyiratkan bahwa orang atau sesuatu yang dideskripsikan sedang berusaha terlalu keras untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya, atau terlalu mencolok atau mementingkan diri sendiri.
Contoh dari highfalutinisme meliputi:
* Menggunakan kosakata atau jargon yang terlalu rumit untuk menggambarkan konsep sederhana
* Berbicara dengan aksen atau nada yang megah atau terpengaruh
* Menggunakan bahasa berbunga-bunga atau metafora puitis untuk menggambarkan hal-hal duniawi
* Bertindak dengan cara yang sombong atau mementingkan diri sendiri, seolah-olah seseorang lebih baik dari yang lain
* Menggunakan kata-kata besar atau istilah teknis untuk terdengar lebih cerdas atau berpengetahuan daripada yang sebenarnya.
Falutinisme yang tinggi dapat dilihat di banyak bidang kehidupan, seperti di dunia akademis, politik, dan budaya. Misalnya, seorang sarjana mungkin menggunakan bahasa yang terlalu rumit untuk menggambarkan temuan penelitiannya, atau seorang politisi mungkin menggunakan retorika yang berbunga-bunga untuk membuat pidatonya terdengar lebih penting. Dalam budaya, highfalutinisme dapat dilihat dari cara sebagian orang berbicara tentang seni, musik, atau sastra, menggunakan istilah dan jargon teknis untuk menggambarkan konsep sederhana.
Istilah "highfalutin" berasal dari kata Inggris Tengah "fautin", yang berarti "membual" atau "membual." Kata ini pertama kali digunakan pada abad ke-17 untuk menggambarkan seseorang yang banyak bicara tetapi tidak menyampaikan pesan. Seiring berjalannya waktu, istilah ini berkembang hingga mencakup serangkaian perilaku dan gaya bahasa yang dianggap sok atau terlalu formal.



