mobile theme mode icon
theme mode light icon theme mode dark icon
Random Question Acak
speech play
speech pause
speech stop

Pengertian Nonliberalisme: Ciri-ciri dan Contohnya

Nonliberalisme mengacu pada ideologi dan gerakan politik yang menolak prinsip-prinsip demokrasi liberal, seperti hak dan kebebasan individu, pasar bebas, dan supremasi hukum. Nonliberalisme mempunyai banyak bentuk, termasuk otoritarianisme, nasionalisme, sosialisme, dan populisme.

Beberapa ciri utama nonliberalisme meliputi:

1. Penolakan terhadap hak dan kebebasan individu: Rezim nonliberal sering kali memprioritaskan kepentingan kolektif dibandingkan hak dan kebebasan individu, yang dapat berujung pada pembatasan kebebasan sipil dan perbedaan pendapat politik.
2. Intervensi negara dalam perekonomian: Pemerintahan nonliberal mungkin menggunakan kekuasaan negara untuk mengendalikan atau mengarahkan aktivitas ekonomi, dibandingkan membiarkan pasar bebas beroperasi.
3. Retorika nasionalis: Para pemimpin nonliberal sering kali memanfaatkan sentimen nasionalis dan mengutamakan kepentingan bangsa atau kelompok etnisnya sendiri di atas kepentingan negara lain.
4. Kecenderungan anti-demokrasi: Rezim nonliberal mungkin menekan oposisi politik, memanipulasi pemilu, atau mengabaikan batasan konstitusional atas kekuasaan mereka.
5. Daya tarik populis: Gerakan nonliberal sering kali memanfaatkan ketidakpuasan masyarakat terhadap tatanan politik yang ada dan menjanjikan solusi sederhana terhadap permasalahan yang kompleks.

Contoh rezim nonliberal meliputi:

1. Kediktatoran otoriter, seperti Tiongkok, Korea Utara, dan Arab Saudi.
2. Gerakan populis nasionalis, seperti yang dipimpin oleh Donald Trump di Amerika Serikat atau Jair Bolsonaro di Brazil.
3. Pemerintahan sosialis atau komunis, seperti Venezuela di bawah Hugo Chávez atau Kuba di bawah Fidel Castro.
4. Rezim teokratis, seperti Iran di bawah Ayatollah Khomeini atau Arab Saudi di bawah Raja Salman.

Penting untuk dicatat bahwa nonliberalisme dapat memiliki banyak bentuk dan dapat ditemukan dalam berbagai sistem politik. Bahkan negara-negara demokratis pun bisa menunjukkan kecenderungan nonliberal jika mereka memprioritaskan hak-hak kolektif dibandingkan hak-hak individu, membatasi kebebasan sipil, atau memanipulasi pemilu.

Knowway.org menggunakan cookie untuk memberi Anda layanan yang lebih baik. Dengan menggunakan Knowway.org, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Untuk informasi mendetail, Anda dapat meninjau teks Kebijakan Cookie kami. close-policy