


Pengertian Romantisisme: Emosi, Individualitas, dan Sifat
Romantisme adalah gerakan seni, sastra, dan intelektual yang muncul pada akhir abad ke-18 di Eropa. Ini merupakan reaksi terhadap nilai-nilai Pencerahan yang bersifat nalar, ketertiban, dan keseimbangan, dan sebaliknya menekankan emosi, imajinasi, dan individualisme. Kaum Romantisisme berusaha membangkitkan perasaan dan emosi yang kuat dalam karya-karya mereka, sering kali menggunakan alam dan hal-hal gaib sebagai inspirasi.
Beberapa ciri utama Romantisisme meliputi:
1. Penekanan pada emosi dan intuisi: Kaum romantis percaya bahwa emosi dan intuisi lebih penting daripada akal dan logika. Mereka berusaha membangkitkan perasaan yang kuat dalam karya mereka, seperti cinta, kerinduan, dan nostalgia.
2. Perayaan individu: Kaum romantis merayakan kualitas unik individu dan menolak gagasan tentang kebenaran objektif dan universal. Mereka percaya bahwa setiap orang memiliki perspektif dan pengalaman uniknya sendiri untuk ditawarkan.
3. Fokus pada alam: Kaum romantis sering menggunakan alam sebagai sumber inspirasi karya mereka. Mereka memandang alam sebagai simbol keagungan, misteri, dan transenden.
4. Ketertarikan pada hal-hal supernatural: Kaum romantis terpesona oleh hal-hal supernatural dan hal-hal yang tidak diketahui. Mereka kerap mengeksplorasi tema-tema seperti hantu, makhluk halus, dan akhirat dalam karya-karyanya.
5. Penekanan pada imajinasi: Kaum romantis percaya bahwa imajinasi adalah kekuatan dahsyat yang dapat mengubah masyarakat dan individu. Mereka melihatnya sebagai cara untuk melepaskan diri dari keterbatasan realitas dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru.
Beberapa penulis Romantisis terkenal termasuk William Wordsworth, Samuel Taylor Coleridge, Lord Byron, Percy Bysshe Shelley, dan John Keats. Karya-karya mereka, seperti "I Wandered Lonely as a Cloud" karya Wordsworth dan "Ode to the West Wind" karya Shelley, masih dipelajari dan dikagumi hingga saat ini karena keindahan dan kekuatan emosionalnya.



