


Tolstoyisme: Filsafat Hidup Sederhana dan Keaslian
Tolstoyisme adalah filosofi dan cara hidup yang didasarkan pada ajaran penulis Rusia Leo Tolstoy. Hal ini menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang sederhana dan bermoral, menolak kelebihan kekayaan dan kekuasaan, dan mencari kepuasan spiritual melalui kebebasan pribadi dan kemandirian.
Tolstoy percaya bahwa kebahagiaan dan kepuasan sejati hanya dapat dicapai dengan menjalani kehidupan yang autentik dan integritas, bebas dari batasan harapan masyarakat dan harta benda. Ia menganjurkan untuk kembali ke cara hidup agraris yang lebih primitif, di mana masyarakat dapat hidup selaras dengan alam dan satu sama lain.
Beberapa prinsip utama Tolstoyisme meliputi:
1. Kesederhanaan: Tolstoy percaya bahwa kehidupan yang sederhana dan tidak rumit adalah kunci menuju kebahagiaan dan kepuasan sejati. Ia menolak kelebihan kekayaan dan harta benda, dan menganjurkan untuk kembali ke cara hidup agraris yang lebih primitif.
2. Keaslian: Tolstoy percaya bahwa orang harus jujur pada diri mereka sendiri dan hidup secara otentik, daripada mengikuti harapan masyarakat atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka.
3. Moralitas: Tolstoy percaya bahwa moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip cinta dan kasih sayang, bukan pada aturan dan peraturan. Dia menganjurkan pendekatan etika yang lebih pribadi dan intuitif, daripada mengikuti dogma atau doktrin yang ketat.
4. Kemandirian: Tolstoy percaya bahwa masyarakat harus mandiri dan mandiri, dibandingkan bergantung pada orang lain untuk kesejahteraannya. Ia menganjurkan untuk kembali ke cara hidup yang lebih mandiri, dimana masyarakat dapat hidup dari hasil bumi dan bertanggung jawab atas kebutuhan mereka sendiri.
5. Non-kekerasan: Tolstoy adalah pendukung kuat non-kekerasan dan pasifisme, percaya bahwa kekerasan hanya akan menyebabkan lebih banyak kekerasan dan penderitaan. Ia percaya bahwa konflik dapat diselesaikan melalui cara damai, seperti negosiasi dan kompromi.
Secara keseluruhan, Tolstoyisme adalah filosofi yang menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang sederhana, otentik, dan berlandaskan moral, bebas dari kelebihan kekayaan dan kekuasaan. Gerakan ini menganjurkan kembalinya cara hidup yang lebih primitif dan agraris, dimana masyarakat dapat hidup harmonis dengan alam dan satu sama lain.



