


Memahami Bipolarisasi dalam Pemrosesan Gambar dan Computer Vision
Bipolarisasi adalah proses mengubah gambar atau sinyal menjadi dua polaritas yang berlawanan. Dengan kata lain, ini adalah teknik yang memberikan dua nilai ekstrem pada setiap piksel atau sampel gambar atau sinyal, yang satu positif dan yang lainnya negatif. Gambar atau sinyal yang dihasilkan memiliki distribusi bimodal, dengan sebagian besar piksel atau sampel memiliki salah satu dari dua nilai ekstrem, dan beberapa memiliki nilai nol.
Bipolarisasi umumnya digunakan dalam pemrosesan gambar dan aplikasi visi komputer seperti:
1. Segmentasi gambar: Dengan menetapkan dua nilai ekstrem pada setiap piksel, bipolarisasi dapat digunakan untuk memisahkan objek dari latar belakang dan satu sama lain.
2. Deteksi tepi: Bipolarisasi dapat digunakan untuk mendeteksi tepi pada suatu gambar dengan menyorot area dengan perbedaan intensitas yang besar.
3. Pengurangan noise: Dengan menekan piksel dengan intensitas rendah, bipolarisasi dapat digunakan untuk mengurangi noise pada gambar.
4. Kompresi gambar: Bipolarisasi dapat digunakan untuk mengompresi gambar dengan merepresentasikannya sebagai jumlah dari dua nilai ekstrem.
5. Pencitraan medis: Bipolarisasi digunakan dalam pencitraan medis untuk meningkatkan kontras antara berbagai jaringan atau struktur.
6. Pencitraan mikroskop: Bipolarisasi digunakan dalam pencitraan mikroskop untuk meningkatkan kontras antara struktur atau fitur yang berbeda.
7. Visi mesin: Bipolarisasi digunakan dalam visi mesin untuk memisahkan objek dari latar belakang dan satu sama lain.
8. Robotika: Bipolarisasi digunakan dalam robotika untuk mendeteksi tepi dan batas di lingkungan.
9. Grafik komputer: Bipolarisasi digunakan dalam grafik komputer untuk membuat gambar kontras tinggi dengan distribusi nilai piksel bimodal.
10. Analisis data: Bipolarisasi dapat digunakan untuk mereduksi dimensi kumpulan data yang besar dengan memproyeksikannya ke dalam ruang bimodal.
Ada beberapa teknik untuk melakukan bipolarisasi, antara lain:
1. Thresholding: Ini melibatkan penetapan nilai ambang batas dan menetapkan satu nilai ekstrem pada piksel dengan intensitas di atas ambang batas, dan nilai ekstrem lainnya pada piksel dengan intensitas di bawah ambang batas.
2. Pemerataan histogram: Ini melibatkan pendistribusian ulang nilai intensitas suatu gambar untuk menciptakan distribusi yang lebih seragam, yang dapat menghasilkan distribusi bimodal.
3. Koreksi gamma: Ini melibatkan penerapan transformasi non-linier pada nilai intensitas gambar untuk meningkatkan kontras.
4. Denoising wavelet: Ini melibatkan penggunaan transformasi wavelet untuk memisahkan gambar menjadi pita frekuensi berbeda dan menekan piksel dengan intensitas rendah di pita frekuensi tinggi.
5. Analisis komponen utama (PCA): Ini melibatkan proyeksi gambar ke ruang berdimensi lebih rendah yang ditentukan oleh komponen utama gambar, yang dapat menghasilkan distribusi bimodal.



