


Memahami Brutalisme dalam Arsitektur: Gaya yang Lahir dari Fungsionalitas dan Kejujuran
Brutalisme merupakan gaya arsitektur yang muncul pada tahun 1950an dan mendapatkan popularitas pada tahun 1960an dan 1970an. Istilah "brutalisme" berasal dari kata Perancis "beton brut", yang berarti "beton mentah". Gaya ini ditandai dengan penggunaan beton mentah yang belum selesai serta material lain seperti baja, kaca, dan batu bata untuk menciptakan bangunan yang sering kali berukuran besar, monolitik, dan megah.
Arsitektur brutalis lahir dari keinginan untuk melepaskan diri dari hiasan. dan gaya dekoratif yang populer di awal abad ke-20. Hal ini dipandang sebagai cara untuk menciptakan bangunan yang fungsional, efisien, dan jujur dalam penggunaan material. Gaya ini sering dikaitkan dengan modernisme dan gagasan "kebenaran dalam bahan", yang menyatakan bahwa bangunan harus dibuat dari bahan yang terlihat dan bersahaja.
Beberapa ciri utama arsitektur brutalisme meliputi:
1. Beton mentah: Bangunan-bangunan brutal sering kali menampilkan beton terbuka dan belum selesai, sehingga memberikan tampilan yang kasar dan kasar.
2. Skala besar: Bangunan-bangunan brutal sering kali berukuran besar dan megah, dengan skala besar yang dapat mengintimidasi.
3. Bentuk sederhana: Bangunan brutal sering kali didesain dengan bentuk geometris sederhana, seperti persegi panjang, kubus, dan silinder.
4. Ornamen minimal: Arsitektur Brutalis ditandai dengan kurangnya ornamen, dengan sedikit atau tanpa elemen dekoratif.
5. Penggunaan bahan-bahan industri: Bangunan-bangunan brutal sering menggunakan bahan-bahan industri seperti baja, kaca, dan batu bata, yang memberikan kesan utilitarian.
Beberapa contoh arsitektur brutalisme yang terkenal adalah Teater Nasional di London, Pusat Pompidou di Paris, dan Universitas Yale Gedung Seni dan Arsitektur di New Haven, Connecticut. Meskipun gaya ini dikritik karena sifatnya yang dingin dan mengesankan, gaya ini juga dipuji karena kejujuran, kesederhanaan, dan fungsionalitasnya.



