


Memahami Penggugat yang Menjengkelkan dan Perilakunya
Menjengkelkan berarti menyebabkan gangguan, frustrasi, atau kekhawatiran. Ini juga bisa merujuk pada sesuatu yang rumit secara berlebihan atau tidak perlu. Dalam konteks litigasi, penggugat yang menjengkelkan adalah seseorang yang mengajukan tuntutan hukum yang tidak penting atau tidak berdasar, atau yang melakukan tindakan hukum dengan cara yang dimaksudkan untuk mengganggu atau menyebabkan penundaan yang tidak perlu, daripada mencari penyelesaian yang sah atas tuntutannya.
2. Apa saja contoh perilaku yang menjengkelkan?
Contoh perilaku yang menjengkelkan dapat mencakup:
Mengajukan beberapa tuntutan hukum atau mosi yang tidak penting tanpa kemungkinan berhasil
Menolak untuk membatalkan klaim atau pembelaan meskipun hal tersebut terbukti tidak berdasar
Mengajukan keberatan atau argumen yang tidak perlu atau tidak berdasar dalam pengadilan
Menggunakan sistem hukum sebagai sarana pelecehan atau intimidasi
Menunda proses dengan membuat argumen yang tidak penting atau berulang-ulang
3. Apa konsekuensi jika diketahui sebagai penggugat yang menjengkelkan?
Jika seseorang diketahui sebagai penggugat yang menjengkelkan, ia dapat menghadapi sejumlah konsekuensi, termasuk:
Diperintahkan untuk membayar biaya hukum pihak lain
Kasusnya dibatalkan atau dibatalkan
Menjadi subjek terkena sanksi atau hukuman, misalnya denda atau penjara
Dilarang melakukan tindakan hukum lebih lanjut tanpa izin pengadilan
4. Bagaimana seseorang dapat ditetapkan menjadi penggugat vexatious ?
Untuk menentukan apakah seseorang termasuk penggugat vexatious, pengadilan akan mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain:
Riwayat perbuatan hukum orang tersebut sebelumnya
Sifat dan kekuatan tuntutan atau pembelaannya
Perilakunya selama proses persidangan, seperti perilaku mereka di pengadilan dan tanggapan mereka terhadap permintaan informasi atau dokumen
Adakah temuan sebelumnya yang menimbulkan kejengkelan oleh pengadilan
5. Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku yang menjengkelkan?
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perilaku yang menjengkelkan dalam sistem hukum, antara lain:
Mendidik pihak yang berperkara tentang aturan acara perdata dan konsekuensi dari perilaku yang menjengkelkan
Menjatuhkan sanksi atau hukuman kepada mereka yang terlibat dalam perilaku yang menjengkelkan
Memberikan wewenang kepada hakim untuk menolak tuntutan atau pembelaan yang tidak penting pada tahap awal persidangan
Mendorong mekanisme penyelesaian sengketa alternatif, seperti mediasi atau arbitrase, untuk menyelesaikan perselisihan tanpa menggunakan jalur litigasi.



