


Pengertian Angiofibroma: Penyebab, Gejala, dan Pilihan Pengobatan
Angiofibroma adalah tumor jinak langka yang terjadi pada jaringan lunak tubuh, seperti kulit, otot, dan jaringan ikat. Biasanya ditemukan di daerah kepala dan leher, namun bisa juga terjadi di bagian tubuh lain.
Tumor terdiri dari pertumbuhan abnormal pembuluh darah dan jaringan fibrosa (ikat). Angiofibroma dapat bertangkai (melekat pada tangkai) atau tidak melekat pada struktur apa pun.
Angiofibroma biasanya tumbuh lambat dan mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun hingga mencapai ukuran tertentu. Bila memang menimbulkan gejala, gejalanya bisa berupa:
* Benjolan atau bengkak di area yang terkena
* Benjolan atau bintil yang tidak nyeri di kulit
* Kemerahan dan bengkak di area yang terkena
* Kesulitan menelan atau bernapas jika tumor terletak di tenggorokan
Tepatnya Penyebab angiofibroma belum diketahui, namun diyakini terkait dengan mutasi genetik yang terjadi selama perkembangan janin. Angiofibroma dapat terjadi pada pria dan wanita, dan lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Diagnosis angiofibroma didasarkan pada kombinasi pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI, dan biopsi (pengangkatan sampel kecil dari angiofibroma). jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop). Perawatan biasanya melibatkan operasi pengangkatan tumor, dan dalam beberapa kasus, terapi radiasi mungkin disarankan untuk memastikan bahwa semua sel kanker dihilangkan.
Prognosis untuk angiofibroma secara umum baik, karena merupakan tumor jinak dan bukan kanker. Namun jika tidak diobati, penyakit ini dapat terus berkembang dan menimbulkan gejala seperti kesulitan menelan atau bernapas. Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor dapat menjadi ganas (kanker) seiring berjalannya waktu.
Singkatnya, angiofibroma adalah tumor jinak langka yang dapat terjadi pada jaringan lunak tubuh, biasanya di daerah kepala dan leher. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti benjolan atau bengkak, kemerahan dan bengkak pada area yang terkena, serta kesulitan menelan atau bernapas jika terletak di tenggorokan. Diagnosis didasarkan pada kombinasi pemeriksaan fisik, studi pencitraan, dan biopsi, dan pengobatan biasanya melibatkan operasi pengangkatan tumor. Prognosis umumnya baik, namun jika tidak ditangani, penyakit ini dapat terus berkembang dan menimbulkan gejala.



