


Pengertian Polimorfisme: Jenis, Efek, dan Penerapannya
Polimorfisme mengacu pada kemampuan suatu gen atau rangkaian genetik untuk ada dalam berbagai bentuk atau variasi. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan urutan DNA, sehingga menghasilkan versi berbeda dari gen atau protein yang sama. Variasi ini dapat ditemukan pada daerah pengkode dan non-pengkode pada genom.
Ada beberapa jenis polimorfisme, antara lain:
1. Polimorfisme nukleotida tunggal (SNP): Ini adalah jenis polimorfisme yang paling umum dan melibatkan perubahan pasangan basa tunggal dalam urutan DNA.
2. Penyisipan/penghapusan: Ini melibatkan penambahan atau penghapusan satu atau lebih pasangan basa dalam urutan DNA.
3. Variasi jumlah salinan: Ini melibatkan perubahan jumlah salinan gen atau wilayah genom tertentu.
4. Varian struktural: Ini melibatkan perubahan dalam struktur kromosom, seperti translokasi, penghapusan, atau duplikasi.
Polimorfisme dapat berdampak signifikan pada fungsi gen atau protein, dan dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Polimorfisme juga dapat mempengaruhi respon individu terhadap obat-obatan dan faktor lingkungan lainnya.
Polimorfisme sering digunakan dalam penelitian genetik untuk mengidentifikasi variasi genetik yang terkait dengan sifat atau penyakit tertentu. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan terapi bertarget dan pengobatan yang dipersonalisasi. Selain itu, polimorfisme dapat digunakan dalam ilmu forensik untuk mengidentifikasi individu dan menyelesaikan kejahatan.



