


Memahami Demerge dalam Teknologi Blockchain
Demerge adalah istilah yang digunakan dalam konteks teknologi blockchain dan mengacu pada proses pemisahan blockchain menjadi dua blockchain terpisah. Hal ini dapat dilakukan karena berbagai alasan, seperti untuk membuat versi baru dari blockchain dengan fitur yang berbeda atau untuk mengatasi masalah skalabilitas.
Istilah “demerge” berasal dari kata “de-merge” yang berarti memecah atau membagi sesuatu menjadi dua bagian. Dalam konteks teknologi blockchain, hal ini mengacu pada tindakan memecah blockchain menjadi dua blockchain terpisah, yang masing-masing memiliki kumpulan node dan riwayat transaksinya sendiri.
Pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Hard fork: Hard fork adalah perubahan permanen pada protokol blockchain yang menciptakan versi baru dari blockchain. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat blockchain baru yang memisahkan diri dari blockchain yang sudah ada, dan kemudian memperbarui semua node di jaringan untuk menggunakan rantai baru tersebut.
2. Soft fork: Soft fork adalah perubahan sementara pada protokol blockchain yang memungkinkan pembuatan cabang baru dari blockchain. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat blockchain baru yang memisahkan diri dari blockchain yang sudah ada, namun tanpa memperbarui semua node di jaringan untuk menggunakan rantai baru tersebut.
3. Pertukaran token: Pertukaran token adalah proses pertukaran token yang ada dengan token baru di blockchain baru. Hal ini dapat dilakukan untuk membuat versi baru dari blockchain dengan fitur berbeda atau untuk mengatasi masalah skalabilitas.
Demerge dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Skalabilitas: Dengan membagi blockchain menjadi dua rantai terpisah, setiap rantai dapat menangani lebih banyak transaksi dan menskalakan dengan lebih baik.
2. Fleksibilitas: Demerge memungkinkan pembuatan versi baru blockchain dengan fitur dan kasus penggunaan berbeda.
3. Peningkatan keamanan: Dengan membuat rantai baru dengan mekanisme konsensus atau algoritma bukti kerja yang berbeda, keamanan blockchain dapat ditingkatkan.
4. Tata kelola yang lebih baik: Pemisahan dapat memungkinkan terciptanya tata kelola yang lebih baik dengan memberikan lebih banyak kendali kepada masyarakat atau pemangku kepentingan.
Namun, pemisahan juga memiliki beberapa risiko dan tantangan, termasuk:
1. Fragmentasi jaringan: Memisahkan blockchain menjadi dua rantai terpisah dapat menyebabkan fragmentasi jaringan, di mana node dan penambang berbeda berada pada rantai berbeda.
2. Serangan ulangan: Jika rantai baru tidak disinkronkan dengan benar dengan rantai lama, ada kemungkinan pelaku jahat melakukan serangan ulangan.
3. Kurangnya adopsi: Jika rantai baru tidak memperoleh cukup adopsi, rantai tersebut mungkin tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Ketidakpastian peraturan: Pemisahan dapat menciptakan ketidakpastian peraturan, karena tidak jelas bagaimana peraturan yang ada akan diterapkan pada rantai yang baru.



