


Memahami Sikap dalam Penggunaan Bahasa
Sikap adalah istilah yang digunakan dalam linguistik untuk menggambarkan cara penutur menggunakan bahasa untuk mengekspresikan sikap, keyakinan, dan perasaan mereka tentang topik atau isu tertentu. Sikap adalah keadaan mental kompleks yang melibatkan penilaian evaluatif dan reaksi afektif, dan hal ini sulit ditangkap dengan menggunakan struktur linguistik tradisional.
Sikap dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk:
1. Pilihan leksikal: Pembicara dapat menggunakan kata atau frasa yang berkonotasi positif atau negatif untuk mengungkapkan sikap mereka terhadap topik tertentu. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan "Saya mendukung kehidupan berkelanjutan" untuk menyatakan dukungannya terhadap paham lingkungan.
2. Sarkasme: Pembicara mungkin menggunakan sarkasme untuk mengekspresikan sikap negatif mereka terhadap topik tertentu. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan "Oh bagus, kenaikan pajak lagi" untuk mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap kebijakan pemerintah.
3. Ironi: Penutur mungkin menggunakan ironi untuk mengungkapkan sikap mereka terhadap topik tertentu dengan mengatakan kebalikan dari maksud sebenarnya. Misalnya, seseorang mungkin berkata, "Hari yang indah sekali!" pada hari hujan untuk mengungkapkan kekesalan mereka terhadap cuaca.
4. Praanggapan: Penutur dapat menggunakan praanggapan untuk mengekspresikan sikap mereka terhadap topik tertentu dengan mengasumsikan perspektif atau keyakinan tertentu. Misalnya, seseorang mungkin berkata, “Saya tidak percaya Anda masih mendukung politisi itu” untuk menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan politisi tersebut.
5. Penanda wacana: Penutur dapat menggunakan penanda wacana seperti “Anda tahu”, “suka”, atau “Maksud saya” untuk mengekspresikan sikap mereka terhadap topik tertentu. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan "Anda tahu, saya benar-benar tidak yakin tentang rencana ini" untuk mengungkapkan ketidakpastian atau skeptisisme mereka.
Secara keseluruhan, sikap adalah aspek penting dari penggunaan bahasa, karena memungkinkan pembicara untuk menyampaikan sikap dan keyakinan mereka dalam sebuah bahasa. cara yang bernuansa dan bergantung pada konteks.



