


Memahami Gejala Ekstrapiramidal pada Gangguan Gerak
Ekstrapiramidal mengacu pada sekelompok gejala neurologis yang tidak berhubungan langsung dengan neuron penghasil dopamin di otak, khususnya yang terletak di substansia nigra dan area ventral tegmental. Gejala-gejala ini dapat terjadi pada kondisi seperti penyakit Parkinson, penyakit Huntington, dan gangguan pergerakan lainnya.
Istilah "ekstrapiramidal" diciptakan untuk membedakan gejala-gejala ini dari gejala-gejala yang berhubungan langsung dengan neuron penghasil dopamin, yang disebut gejala "piramidal". . Gejala piramidal meliputi tremor, kekakuan, bradikinesia (lambatnya gerakan), dan hilangnya fungsi otonom.
Gejala ekstrapiramidal dapat berupa:
1. Distonia: kontraksi kelompok otot yang berkelanjutan atau terputus-putus yang dapat menyebabkan postur atau gerakan tidak normal.
2. Chorea: gerakan tersentak-sentak yang tidak teratur yang dapat mempengaruhi anggota badan, wajah, atau lidah.
3. Athetosis: gerakan menggeliat lambat yang dapat mempengaruhi tangan dan kaki.
4. Ballism: gerakan berlebihan dengan amplitudo besar yang dapat mempengaruhi lengan dan kaki.
5. Krisis okulogi: mata menyimpang ke atas secara tiba-tiba dan berkelanjutan yang dapat disertai dengan kekakuan leher dan resistensi terhadap gerakan.
6. Diskinesia tardif: gerakan abnormal tertunda yang dapat mempengaruhi wajah, lidah, atau anggota badan.
7. Dismetria: peningkatan atau penurunan abnormal rentang gerak suatu bagian tubuh.
8. Inkoordinasi: kesulitan dengan gerakan terkoordinasi.
9. Gangguan gaya berjalan: kelainan pola berjalan, seperti gaya berjalan terseok-seok atau gaya berjalan lebar dan tidak stabil.
10. Perubahan kognitif: kesulitan dalam ingatan, perhatian, dan fungsi kognitif lainnya.
Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk mutasi genetik, cedera pada otak, dan obat-obatan tertentu. Hal ini juga bisa menjadi efek samping dari stimulasi otak dalam, prosedur pembedahan yang digunakan untuk mengobati gangguan pergerakan seperti penyakit Parkinson.



