


Memahami Keyakinan dan Praktek Wycliffite
Wyclifite adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengikut John Wycliffe, seorang teolog dan reformis Inggris yang hidup pada abad ke-14. Wycliffe kritis terhadap Gereja Katolik Roma dan ajaran-ajarannya, dan ia menganjurkan hubungan yang lebih pribadi dan langsung dengan Tuhan, serta penggunaan Alkitab sebagai sumber utama otoritas keagamaan.
Ide-ide Wycliffe berpengaruh dalam perkembangan Gereja Katolik Roma dan ajaran-ajarannya, dan ia menganjurkan hubungan yang lebih pribadi dan langsung dengan Tuhan, serta penggunaan Alkitab sebagai sumber utama otoritas keagamaan. Reformasi Protestan, dan hal ini terus dipelajari dan diperdebatkan oleh para sarjana saat ini. Beberapa keyakinan dan praktik utama yang terkait dengan Wycliffite meliputi:
1. Keutamaan Kitab Suci: Wycliffe percaya bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi bagi iman dan praktik Kristen, dan bukannya tradisi atau ajaran Gereja.
2. Penolakan terhadap sakramentalisme: Wycliffe menolak doktrin Katolik tentang transubstansiasi, yang menyatakan bahwa roti dan anggur yang digunakan dalam Ekaristi diubah menjadi tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya. Sebaliknya, ia percaya bahwa Ekaristi adalah suatu peringatan simbolis atas pengorbanan Kristus.
3. Penyangkalan terhadap infalibilitas kepausan: Wycliffe tidak percaya bahwa Paus adalah infalibilitas atau bahwa ajaran-ajarannya mengikat semua orang Kristen.
4. Penekanan pada iman pribadi: Wycliffe percaya bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan melalui perbuatan baik atau perantaraan orang-orang kudus.
5. Penolakan terhadap selibat klerus: Wycliffe percaya bahwa para imam harus diperbolehkan menikah, karena ia tidak melihat dasar alkitabiah untuk persyaratan selibat.
6. Advokasi untuk Gereja yang lebih demokratis: Wycliffe percaya bahwa Gereja harus diperintah oleh semua umat beriman, bukan oleh struktur hierarki uskup dan imam.
Secara keseluruhan, gagasan Wycliff berpusat pada keyakinan akan hubungan yang lebih langsung dan pribadi dengan Tuhan, dan penolakan terhadap banyak ajaran dan praktik tradisional Gereja Katolik Roma.



