


Apa itu Sharding dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Pecahan adalah bagian dari database yang dipisahkan dari database utama dan disimpan di server atau lokasi terpisah. Hal ini memungkinkan dilakukannya partisi horizontal, di mana tugas atau data tertentu dapat didistribusikan ke beberapa server untuk meningkatkan kinerja dan skalabilitas.
Sharding biasanya digunakan dalam aplikasi skala besar di mana jumlah data yang disimpan dan diproses terlalu besar untuk ditangani oleh satu server . Dengan membagi data menjadi pecahan yang lebih kecil, setiap server dapat fokus pada subset data tertentu, mengurangi beban pada masing-masing server dan meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan.
Ada berbagai jenis sharding, termasuk:
1. Sharding berbasis rentang: Ini melibatkan pembagian data menjadi beberapa rentang berdasarkan kunci atau atribut tertentu, dan menetapkan setiap rentang ke shard terpisah. Misalnya, database untuk situs e-commerce mungkin menggunakan sharding berbasis rentang untuk membagi pelanggan ke dalam shard yang berbeda berdasarkan nama belakang mereka.
2. Sharding berbasis hash: Ini melibatkan penggunaan fungsi hash untuk memetakan data ke shard yang berbeda berdasarkan kunci atau atribut tertentu. Misalnya, platform media sosial mungkin menggunakan sharding berbasis hash untuk mendistribusikan pengguna ke berbagai shard berdasarkan nama pengguna mereka.
3. Hashing yang konsisten: Ini adalah varian sharding berbasis hash yang memastikan bahwa setiap shard berisi subset data yang konsisten, meskipun jumlah shard berubah. Hal ini dapat membantu meningkatkan kinerja dan skalabilitas sistem.
4. Sharding komposit: Ini melibatkan penggunaan kombinasi sharding berbasis rentang dan berbasis hash untuk mendistribusikan data ke beberapa shard. Misalnya, platform game online mungkin menggunakan sharding komposit untuk membagi pemain ke dalam shard yang berbeda berdasarkan lokasi dan jenis permainannya.
Sharding dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Peningkatan kinerja: Dengan mendistribusikan data ke beberapa server, sharding dapat membantu meningkatkan kinerja sistem dengan mengurangi beban pada masing-masing server.
2. Skalabilitas: Sharding memungkinkan partisi data secara horizontal, yang membuatnya lebih mudah untuk menskalakan sistem dengan menambahkan lebih banyak server sesuai kebutuhan.
3. Fleksibilitas: Sharding dapat digunakan untuk mendistribusikan data berdasarkan atribut atau kunci yang berbeda, memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam cara data disimpan dan diproses.
4. Ketersediaan tinggi: Dengan mendistribusikan data ke beberapa server, sharding dapat membantu meningkatkan ketersediaan sistem dengan mengurangi risiko satu titik kegagalan.
Namun, sharding juga memiliki beberapa potensi kelemahan, termasuk:
1. Meningkatnya kompleksitas: Sharding dapat menambah kompleksitas pada sistem, karena memerlukan infrastruktur dan pemeliharaan tambahan.
2. Konsistensi data: Sharding dapat mempersulit memastikan konsistensi data di seluruh shard yang berbeda, karena perubahan yang dilakukan pada satu shard mungkin tidak langsung terlihat di shard lainnya.
3. Latensi jaringan: Komunikasi antar pecahan yang berbeda dapat menimbulkan latensi jaringan, yang dapat memengaruhi kinerja sistem.
4. Lokalitas data: Sharding dapat mempersulit memastikan bahwa data disimpan di server atau lokasi yang sama dengan aplikasi yang mengaksesnya, sehingga dapat memengaruhi kinerja sistem.



