


Memahami Ketidakhormatan dan Dampaknya terhadap Penyandang Disabilitas Intelektual dan Perkembangan
Disrespectability adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cara orang-orang dengan disabilitas intelektual atau perkembangan diperlakukan dengan kurang hormat dan bermartabat dibandingkan orang lain. Hal ini dapat mencakup hal-hal seperti diremehkan, dikucilkan dari kegiatan sosial, atau tidak diberi akses terhadap sumber daya dan peluang karena disabilitas yang dimiliki.
Sikap tidak hormat dapat terjadi dalam berbagai bentuk, namun beberapa contoh umum meliputi:
1. Bahasa atau nada yang menggurui: Menggunakan bahasa yang terlalu sederhana atau kekanak-kanakan ketika berbicara dengan penyandang disabilitas, atau menggunakan nada merendahkan yang menyiratkan bahwa orang tersebut tidak mampu memahami gagasan yang kompleks.
2. Pengecualian dari kegiatan sosial: Membiarkan penyandang disabilitas keluar dari acara atau pertemuan sosial karena disabilitasnya, atau berasumsi bahwa dia tidak tertarik untuk berpartisipasi.
3. Penolakan akses terhadap sumber daya dan peluang: Menolak menyediakan akomodasi atau dukungan yang memungkinkan penyandang disabilitas berpartisipasi penuh dalam suatu kegiatan atau acara.
4. Kurangnya keterwakilan: Mengabaikan pengalaman dan perspektif penyandang disabilitas ketika mengambil keputusan yang berdampak pada mereka, atau gagal melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
5. Stereotip dan stigma: Melestarikan stereotip negatif tentang disabilitas, atau memperlakukan penyandang disabilitas seolah-olah mereka kurang mampu atau kurang pantas dihormati dibandingkan orang lain.
Ketidakhormatan dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan dan kualitas hidup penyandang disabilitas intelektual atau perkembangan. kecacatan. Hal ini dapat membuat mereka merasa terpinggirkan, dikucilkan, dan diremehkan, serta dapat membatasi peluang mereka untuk berinteraksi sosial, mendapatkan pendidikan, dan mendapatkan pekerjaan.
Untuk memerangi sikap tidak hormat, penting untuk memperlakukan semua individu dengan rasa hormat dan bermartabat, terlepas dari kemampuan atau disabilitas mereka. Hal ini berarti menggunakan bahasa yang inklusif, memberikan akomodasi dan dukungan bila diperlukan, dan secara aktif mencari perspektif dan pengalaman para penyandang disabilitas. Hal ini juga berarti menantang stereotip dan stigma negatif, serta menganjurkan peningkatan inklusi dan aksesibilitas dalam semua aspek kehidupan.



