


Kekuatan Anadiplosis dalam Retorika
Anadiplosis adalah perangkat retorika di mana penulis atau pembicara mengulangi kata atau frase terakhir dari sebuah kalimat atau klausa di awal kalimat berikutnya. Teknik ini menciptakan kesan kesinambungan dan kohesi antar kalimat, dan juga dapat menekankan pentingnya pengulangan kata atau frasa.
Misalnya: "Kita akan berperang di pantai, kita akan berperang di tempat pendaratan, kita akan berperang di darat ladang dan di jalanan." (Winston Churchill)
Dalam contoh ini, kata "kami" diulangi di awal setiap kalimat, menciptakan rasa persatuan dan tekad.
Anadiplosis juga dapat digunakan untuk menciptakan rasa ironi atau kontras, dengan mengulangi sebuah kata atau frasa yang mempunyai arti atau konotasi berbeda pada kalimat berikutnya. Misalnya: "Saya datang, saya melihat, saya menaklukkan." (Alexander Agung)
Dalam contoh ini, kata "datang" diulangi di awal setiap kalimat, namun dengan arti yang berbeda setiap kali, sehingga menimbulkan rasa ironi dan kontras di antara ketiga kalimat tersebut.



