


Sejarah dan Perdebatan seputar Budaya Makan Biji-bijian
Makan biji-bijian mengacu pada praktik mengonsumsi biji-bijian, seperti gandum, beras, oat, dan barley, sebagai sumber nutrisi utama. Hal ini dapat mencakup mengonsumsi biji-bijian utuh, yaitu biji-bijian yang belum diproses atau dimurnikan, serta produk berbahan dasar biji-bijian seperti roti, pasta, dan sereal.
Makan biji-bijian telah menjadi praktik umum sepanjang sejarah manusia, khususnya dalam masyarakat agraris di mana biji-bijian sudah tersedia dan mudah dibudidayakan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa perdebatan mengenai manfaat kesehatan dari mengonsumsi biji-bijian, dengan beberapa orang berpendapat bahwa biji-bijian tersebut tinggi karbohidrat dan rendah nutrisi, sementara yang lain berpendapat bahwa biji-bijian dapat memberikan kandungan serat dan nutrisi yang penting.
Beberapa contoh budaya pemakan biji-bijian meliputi:
1. Bangsa Mesir kuno, yang sangat bergantung pada gandum untuk roti dan bir mereka.
2. Masyarakat adat Amerika Utara, yang secara tradisional mengonsumsi makanan kaya jagung, kacang-kacangan, dan labu.
3. Masyarakat Jepang yang sudah lama mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung nasi dan mie.
4. Orang Italia, yang terkenal dengan masakan berbahan dasar pasta dan rotinya.
5. Orang Meksiko, yang mengonsumsi berbagai biji-bijian, termasuk jagung, kacang-kacangan, dan nasi.



