


Memahami Bossiness: Mengenali dan Menangani Perilaku Mengontrol
Sifat suka memerintah adalah perilaku yang sering diasosiasikan dengan individu yang memiliki tingkat kekuasaan atau otoritas yang tinggi, dan menggunakan kekuasaan tersebut untuk mendikte tindakan orang lain. Orang yang suka memerintah mungkin terlalu mengontrol, menuntut, atau kritis, dan mereka mungkin tidak mendengarkan pendapat atau kebutuhan orang lain.
Bossiness dapat terwujud dalam berbagai cara, seperti:
1. Bersikap terlalu kritis : Orang yang suka memerintah mungkin terus-menerus mengkritik pekerjaan atau tindakan orang lain, dan mungkin tidak memberikan penghargaan pada tempatnya.
2. Bersikap mengendalikan : Orang yang suka memerintah mungkin mencoba mengendalikan setiap aspek proyek atau situasi, dan mungkin tidak membiarkan orang lain mempunyai masukan atau otonomi apa pun.
3. Bersikap menuntut : Orang yang suka memerintah mungkin membuat tuntutan yang tidak masuk akal terhadap orang lain, dan mungkin tidak mau berkompromi atau mendengarkan solusi alternatif.
4. Bersikap meremehkan : Orang yang suka memerintah mungkin mengabaikan ide atau pendapat orang lain tanpa memberikan pertimbangan yang tepat.
5. Bersikap merendahkan : Orang yang suka memerintah mungkin merendahkan orang lain, seolah-olah mereka lebih unggul, dan mungkin tidak meluangkan waktu untuk menjelaskan sesuatu dengan cara yang dapat dimengerti semua orang.
6. Bersikap tidak fleksibel : Orang yang suka memerintah mungkin tidak mau beradaptasi atau mengubah pendekatannya, meskipun jelas bahwa pendekatan tersebut tidak berhasil.
7. Bersikap tidak sopan: Orang yang suka memerintah mungkin tidak menghormati batasan atau kebutuhan orang lain, dan mungkin tidak mau mendengarkan masukan atau kekhawatiran.
8. Bersikap manipulatif : Orang yang suka memerintah mungkin menggunakan rasa bersalah, ancaman, atau taktik lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa menjadi suka memerintah tidak selalu merupakan sifat negatif, dan beberapa orang yang dianggap suka memerintah mungkin saja memiliki motivasi yang tinggi. dan berorientasi pada hasil. Akan tetapi, jika perilaku-perilaku ini terus-menerus dilakukan dengan cara yang merendahkan otonomi atau kesejahteraan orang lain, hal ini dapat berdampak buruk dan berujung pada kebencian dan kelelahan.



