


Memahami Restimulasi: Konsep Kunci dalam Pengkondisian dan Terapi
Restimulasi adalah proses dimana perilaku atau respons yang dipelajari sebelumnya diaktifkan kembali sebagai respons terhadap stimulus yang serupa dengan stimulus awal yang menimbulkan perilaku tersebut. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai bentuk pengkondisian, seperti pengkondisian klasik atau pengkondisian operan.
Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS) untuk memperoleh respons tak terkondisi (UCR). Seiring waktu, stimulus netral menjadi stimulus terkondisi (CS) yang dapat menimbulkan respons terkondisi (CR) serupa dengan UCR. Jika stimulus yang terkondisi diberikan kembali setelah jangka waktu tertentu berlalu, maka stimulus tersebut dapat merangsang kembali perilaku atau respons yang telah dipelajari sebelumnya.
Dalam pengondisian operan, suatu perilaku diperkuat oleh konsekuensi positif atau negatif. Jika perilaku tersebut diikuti dengan stimulus yang menguatkan, kemungkinan besar perilaku tersebut akan terulang kembali di masa mendatang. Namun, jika perilaku tersebut diikuti dengan stimulus yang menghukum, kecil kemungkinannya untuk terulang kembali. Dalam kedua kasus tersebut, perilaku yang dipelajari sebelumnya dapat dirangsang kembali dengan menghadirkan stimulus serupa yang menimbulkan respons.
Restimulasi dapat digunakan secara terapeutik untuk membantu individu mengatasi fobia atau gangguan kecemasan lainnya dengan secara bertahap memaparkan mereka pada stimulus yang ditakuti dengan cara yang terkendali dan aman. lingkungan. Ini juga dapat digunakan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan, seperti menyelesaikan pekerjaan rumah atau mempraktikkan keterampilan baru.



