


Memahami Upstartisme: Pro dan Kontra Menggunakan Pekerja yang Tidak Berpengalaman
Upstartism adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik menggunakan orang-orang baru atau tidak berpengalaman, seringkali dengan sedikit atau tanpa pengalaman yang relevan, untuk melakukan tugas atau peran penting dalam suatu organisasi. Istilah ini sering digunakan secara negatif, menyiratkan bahwa individu yang digunakan dengan cara ini tidak memenuhi syarat atau mampu melakukan tugas yang diminta untuk mereka lakukan.
Penggunaan upstartisme dapat dilihat sebagai bentuk nepotisme, di mana mereka yang berkuasa lebih memilih teman atau anggota keluarga mereka sendiri dibandingkan kandidat yang lebih berpengalaman atau berkualifikasi. Hal ini juga bisa menjadi cara bagi organisasi untuk menghemat uang dengan mempekerjakan pekerja yang lebih murah dan kurang berpengalaman, daripada membayar gaji lebih tinggi yang mungkin dimiliki oleh kandidat yang lebih berpengalaman.
Beberapa potensi kerugian dari upstartism meliputi:
* Kurangnya pengalaman dan keahlian: Baru atau pekerja yang tidak berpengalaman mungkin tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas mereka secara efektif, sehingga menyebabkan kesalahan, kesalahan, dan kinerja yang buruk.
* Semangat kerja yang rendah: Pekerja yang lebih berpengalaman mungkin merasa diremehkan dan diabaikan jika mereka tidak diberi promosi atau penugasan penting di perusahaan memihak rekan-rekan yang kurang berkualitas.
* Perputaran: Jika karyawan merasa bahwa mereka tidak diberi kesempatan yang layak mereka dapatkan, mereka mungkin memilih untuk meninggalkan organisasi untuk mencari peluang yang lebih baik di tempat lain.
* Reputasi: Penggunaan upstartisme dapat merusak kinerja organisasi reputasi jika diketahui bahwa organisasi lebih memilih pekerja yang tidak berpengalaman dibandingkan kandidat yang lebih berkualitas. Hal ini dapat mempersulit organisasi untuk menarik talenta terbaik dan mempertahankan kepercayaan pelanggan.



