


Pengertian Perilaku Overasertif: Tanda, Contoh, dan Cara Menghindarinya
Perilaku yang terlalu asertif mengacu pada ketika seseorang secara konsisten dan berulang kali menegaskan kebutuhan, keinginan, atau pendapatnya dengan cara yang agresif, memaksa, atau memaksa. Hal ini dapat berupa berbicara dengan suara keras, menggunakan bahasa tubuh fisik untuk mendominasi ruang, menyela orang lain, atau tidak menghormati batasan. Perilaku yang terlalu asertif bisa dianggap sebagai intimidasi atau intimidasi, dan bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman, cemas, atau marah.
Penting untuk diperhatikan bahwa bersikap asertif tidak sama dengan bersikap terlalu asertif. Sikap asertif berarti membela diri sendiri dan kebutuhannya secara jelas dan langsung, serta menghormati hak dan kebutuhan orang lain. Sebaliknya, perilaku yang terlalu asertif adalah memaksakan kebutuhan dan keinginan diri sendiri kepada orang lain tanpa memperhatikan perasaan atau batasan mereka.
Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang terlalu asertif:
* Berbicara dengan keras dan tegas, bahkan ketika orang lain mencoba untuk berbicara
* Menggunakan bahasa fisik bahasa tubuh untuk mendominasi ruang, seperti berdiri terlalu dekat atau menggunakan gerakan agresif
* Menyela orang lain di tengah kalimat untuk menegaskan sudut pandangnya
* Tidak menghormati batasan atau ruang pribadi, seperti menyentuh seseorang tanpa persetujuannya atau melanggar privasinya
* Tidak bersedia mendengarkan orang lain atau mempertimbangkan perspektif mereka
* Menjadi terlalu kritis atau menghakimi orang lain
* Menggunakan rasa bersalah atau manipulasi untuk mendapatkan apa yang diinginkan
Penting untuk menyadari perilaku kita sendiri dan bagaimana hal itu dapat dianggap oleh orang lain. Jika kita mendapati diri kita menunjukkan perilaku yang terlalu asertif, ada baiknya kita mengambil langkah mundur dan merenungkan mengapa kita berperilaku seperti ini. Apakah kita merasa cemas atau tidak aman? Apakah kita mencoba untuk menegaskan kekuasaan atau kendali kita terhadap orang lain? Apakah kita tidak menghormati batasan atau kebutuhan orang lain? Dengan menjadi lebih sadar akan perilaku dan motivasi kita sendiri, kita dapat belajar berkomunikasi dengan lebih efektif dan penuh rasa hormat, dan menghindari kesan terlalu asertif.



